Kamis, 21 Oktober 2010

Siapakah yang bersalah?

Ini adalah kisah nyata dari teman saya yang pernah mengalami masalah seperti ini. Mungkin ada beberapa orang yang sudah pernah mengalami masalah seperti ini. Jika ada yang merasa tersinggung pada kisah ini, saya mohon ma’af. Karena saya tidak ingin menyinggung perasaan orang lain dan saya hanya ingin menceritakan saja apa yang pernah dialami oleh teman saya.

Ceritanya bermula pada malam hari, saya berangkat kuliah. Pada saat sampai di kampus, ada teman saya yang tidak hadir kuliah. Kata teman saya, dia telah meminta izin dengan dosen lewat SMS (Short Message Service) kalau dia tidak bisa masuk kuliah karena ada masalah. Aku dan teman-teman saya  berpikir apa masalahnya sehingga dia tidak bisa hadir kuliah, lalu pada saat itu teman-teman menghubungi lewat SMS, dia menjawab kalau masalahnya yaitu dia telah terkena tilang. Kena tilang? Saya dan teman-teman berpikir kalau mungkin saja dia telah melanggar peraturan lalu lintas. Pada keesok harinya dia masuk kuliah. Aku dan teman-teman bertanya kepada dia bahwa bagaimana dia bisa terkena tilang. Lalu dia menceritakan masalah yang dialaminya.

Ketika dia dalam perjalanan menuju ke kampus, tiba-tiba ada polisi lalu lintas di pinggir jalan raya. Lalu polisi itu menyuruh dia berhenti, kemudian polisi itu memeriksa SIM (Surat Izin Mengemudi) dan STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) dia. dia santai-santai saja karena mungkin ini hanya sedang patroli lalu lintas saja. Tiba-tiba polisi itu menanyakan pelanggaran kepada dia. Polisi itu berkata, “ma’af, anda telah melanggar peraturan berkendara”, dia langsung terkejut "apa salah saya, pak?”, kata dia. “anda telah melakukan pelanggaran pada kaca spion sepeda motor anda”, kata polisi itu. Dia berkata lagi, “pak, kaca spion sepeda motor saya masih ada, kenapa saya ditilang”. Polisi itu menjawab, “karena kaca spion anda tidak lengkap”. Dia bertanya lagi “pak, kaca spion saya masih ada meskipun hanya satu bagian, tapi kenapa yang pengendara yang lainnya tidak ada kaca spion sama sekali bahkan ada yang tidak memakai helm tidak ditilang?”. Lalu polisi itu membentak, “kamu ini sudah melanggar malah bertanya”. Langsung polisi itu mengatakan “kalau begitu sepeda motor kamu akan saya bawa, besok minggu depan kamu ambil di pengadilan saja”.

Dia tidak bisa berbuat dan berkata apa-apa lagi. Dia hanya pasrah atas masalah yang dihadapinya. Dia menghubungi kepada ibunya untuk dijemput. Sebelum polisi itu membawa sepeda motor dia, tiba-tiba polisi itu merogoh saku di celana dia dengan paksa, “ada apa ini, pak?”, kata dia. ternyata di saku dia ada dompet yang ada uangnya sejumlah 25 ribu rupiah. Tanpa basa-basi, lalu polisi itu mengambil isi semua uang miliknya tanpa mengatakan sebab dan alasan yang jelas. Setelah polisi mengambil semua uangnya, kemudian polisi itu langsung pergi begitu saja dengan membawa sepeda motor dan uangnya tanpa berkata apa-apa. Jadi, dia pulang tanpa sepeda motor dan uang yang dimilikinya.

Setelah mendengar cerita dari dia, saya dan teman-teman langsung heran. Heran dan aneh sekali karena semua uangnya juga diambil paksa tanpa sebab dengan jelas. Saya baru pertama kali ini mendengar masalah seperti ini. Saya berpikir jika sepeda motornya sudah dibawa, kenapa uangnya juga diambil tanpa alasan yang jelas. Kalau seperti ini, polisi itu kelakuannya persis seperti preman. Kalau polisi itu mengambil uang teman saya untuk biaya denda atau yang lainnya dengan alasan yang jelas, mungkin itu sudah wajar dan teman saya akan memberinya. Tetapi kalau mengambil dengan paksa tanpa bertanya sebab dan alasan, menurut saya perbuatan polisi itu sudah kelewatan/keterlaluan. Seperti peribahasanya, “sudah jatuh tertimpa tangga”. Maksudnya sepeda motornya sudah dibawa, malah uangnya juga diambil dan juga dia tidak bisa masuk kuliah. Mungkin masalah ini juga ada hikmahnya. Jadi, menurut anda siapakah yang bersalah? Teman saya? Polisi itu? Atau kedua-duanya yang bersalah? Tetapi yang lebih pasti ada beberapa pendapat mengatakan yang berbeda-beda.

4 komentar:

  1. Wah wah..
    Udah kebangetan tuh polisi
    Bukannya menegakkan hukan tapi malah bertindak sewenang2.
    Mudah2an teman anda diberi katabahan utk menghadapi semua itu :)

    BalasHapus
  2. Kasian temanmu.
    Hmm, sepertinya widget wibia sangat mengganggu deh terutama yg ol pake hape seperti saya
    Sebagian teks tertutup widget.
    Padahal sy yakin 99% widget itu ngak kepake ~

    BalasHapus
  3. Adu kasihan sebenarnya,..tapi mo gimana lagi...

    BalasHapus
  4. visit... mampir balik sambil liat-liat, dan klo bsa skalian follow...

    BalasHapus

Jika ada kritik atau sarannya, tolong kasih komentarnya ya.

Sponsor

Sponsor


Adsense Indonesia
Blog Advertising - Advertise on blogs with SponsoredReviews.com